SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA !!! Dengan hadirnya blog ini, dapat memberi kita pelajaran bagaimana hidup seorang muslim sejati. serta, semoga isi-isi yang ada di blog ini bermanfaat bagi kalian semua, menambah wawasan tentang agama islam, semoga isi yang ada di blog ini menjadi renungan buat kita semua, menjadi pelajaran buat kita semua, semoga kita di ampuni dosa-dosa yang kita telah lakukan, semoga Allah memberi kita petunjuk ke jalan yang lurus, semoga kita termasuk orang-orang yang dekat kepda Allah, org yg selalu bertaqwa kepda Allah SWT, Amin !

Jumat, 29 April 2011

JIHAD ADALAH SESUATU YANG TIDAK KALIAN SUKAI.

Wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya ibadah jihad adalah puncak tertinggi dalam Islam. Ini sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw dalam sebuah hadits :
“Dan puncak Islam yang tertinggi adalah jihad.”

Puncak itu tiada dapat didaki kecuali oleh manusia yang memang benar-benar tangguh dan pilihan. Orang-orang yang lemah, tua renta dan yang lumpuh tidak akan bisa mendaki ketinggiannya. Jihad ini hanya bisa dipikul oleh manusia-manusia yang berjiwa besar.
Dalam sebuah sya’ir dikatakan :
Kekuasaan itu datang menurut kadar keteguhan
Penghormatan itu datang menurut kadar kemuliaan
Yang kecil tampak besar di mata orang yang bernyali kecil
Dan yang besar nampak kecil di mata orang-orang yang bernyali besar
Faridhah (kewajiban) yang turun dari atas langit yang tujuh, tidak ada yang mampu memikulnya kecuali jiwa-jiwa yang telah dipersiapkan oleh Allah, dipelihara, dijaga dan dilindungi-Nya. Tanpa itu maka siapapun akan terpuruk di pertengahan jalan, kendati ia memiliki fisik yang kuat.
Wahai saudara-saudaraku, jihad pada dasarnya adalah sesuatu dibenci oleh diri manusia. Kepada manusia-manusia pilihan yang dipilih-Nya yang pertama kali untuk menyampaikan risalah-Nya ke segenap alam, Allah telah menyampaikan dalam firman-Nya :
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216) 
Allah juga menceritakan keadaan Ahli Badar ketika mereka diperintahkan berjalan menuju ke medan pertempuran :
“Seolah-olah mereka digiring menuju kematian, sedangkan mereka melihatnya.” (QS. Al-Anfal : 6)
Dalam sebuah bait sya’ir dikatakan :
Jangan kau kira kemuliaan itu laksana buah korma yang mudah kau makan
Tiada dapat kau capai kemuliaan itu sampai engkau mengecap pahitnya kesabaran
Janganlah kau kira surga itu adalah sesuatu yang mudah didapat. Engkau tidak akan dapat masuk surga kecuali engkau dapat menunjukkan jihadmu serta kesabaranmu kepada Allah.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran : 142)
Ayat ini seolah-olah menunjukkan bahwa tidak ada surga kecuali dengan jihad dan kesabaran.. Yakni apakah kalian mengira akan masuk surga tanpa melakukan jihad dan kesabaran.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa sewaktu Basyir bin Khashashah datang untuk berbai’at kepada Rasulullah saw, dia berkata : “Untuk apa lagi saya berbai’at kepadamu wahai Rasulullah?” Lalu dia menyebut beberapa perkara Islam yang diingatnya, shalat, puasa zakat, haji dan jihad. Kemudian ia melanjutkan, “Saya sudah berbai’at kepadamu atas semua perkara itu kecuali jihad dan shadaqah, lantaran saya tidak mempunyai kemampuan untuk mengerjakannya?” Lalu jawaban yang beliau berikan, “Wahai Basyir, tidak berjihad dan tidak bershadaqah, lalu dengan apa kamu masuk surga?” (HR. Al-Bukhari)
Jadi tanpa ada jihad, tanpa ada kesabaran, tanpa ada persiapan untuk memikul tugas yang berat ini, maka sudah pasti tidak ada surga atau A’raaf (tempat-tempat yang tinggi) baginya, kecuali jika Allah berkehendak lain. Perintah ini, Allah ‘Azza wa Jalla sendiri yang mewajibkannya. Maka kita tidak punya pilihan lain.
Faridhah jihad ini seperti juga faridhah shalat, zakat dan puasa. Bahkan jika orang-orang kafir menyerang kaum muslimin, maka faridhah ini harus didahulukan pelaksanaannya daripada faridhah shalat, puasa dan zakat.

SUATU PERKARA YANG HARUS DIKERJAKAN
Telah saya katakan berulang-ulang bahwa, apabila ada musuh yang menyerang, merusak agama dan dunia kaum muslimin, maka tidak ada sesuatu yang lebih wajib sesudah iman daripada menolaknya. Tidak ada sesuatu yang lebih wajib dikerjakan setelah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah daripada menolak serangan musuh. Oleh karena musuh yang menyerang tidak akan membiarkan kaum muslimin melakukan shalat, mengerjakan puasa, melaksanakan ibadah haji, memelihara masjid ataupun mengerjakan syiar-syiar agama yang lain. Mereka akan melarang kalian mengerjakan semua itu. Keadaan kaum muslimin di Asia Tengah, Bukhara dan Samarqand adalah bukti yang paling gamblang bagi kalian untuk membuktikan kebenaran kata-kata saya. Tanyakan masjid-masjid, apa yang terjadi dengannya? Tanyakan rambut-rambut jenggot mereka, kemana hilangnya? Tanyakan kepada mushaf-mushaf Al-Qur’an, di mana gerangan mereka berada? Tanyakan buku-buku fiqih ke tempat pembuangan kotoran, kemana benda berharga itu dicampakkan? Tanyakan rumah-rumah Allah, bagaimana bangunan suci itu dirubah menjadi kantor-kantor partai komunis. Dan bagaimana mereka menghancurkan 17 ribu buah masjid di wilayah Bukhara dan sekitarnya?
Jihad memang menjadi perkara yang sangat berat bagi diri manusia dan itu tidak dapat disangkal lagi. Akan tetapi perkara ini harus dikerjakan. Dan kita semua harus bisa melewati rintangan ini. Jika tidak, maka tidak ada surga, tidak ada kenikmatan, tidak ada kebun-kebun, tidak ada sungai-sungai, tidak ada peristirahatan serta kebaikan yang akan kita dapatkan. Ini semua bisa didapat jika kita mau mempersiapkan jiwa dan raga kita untuk beribadah kepada Rabbul ‘Alamin sebagaimana yang diinginkan-Nya.
Jihad, yang menjadi puncak tertinggi dalam Islam ini, memerlukan keteguhan hati seseorang untuk memikulnya. Dan ia merupakan puncak yang harus didaki ...
Jika tidak ada kendaraan lain kecuali binatang tua
Maka tiada pilihan lain bagi orang yang terpaksa kecuali menaikinya
Tidak ada yang tertinggal kecuali pucuk-pucuk panah dan pucuk-pucuk tombak untuk berdiri. Jika kamu tidak mau berdiri di atasnya, maka tidak ada tempat lain bagimu di muka bumi. Tidak ada lagi tempat bagimu untuk merangkak di atas permukaan bumi.
Maka dari itu, engkau harus bisa menguasai dirimu sebelum mati, sebelum waktu kematian datang, sebelum engkau menemui ajal, sebelum lonceng kematianmu datang dengan kematian hatimu .... dengan kematian jiwamu. 
Adalah Rasulullah saw selalu minta perlindungan kepada Allah ‘Azza wa jalla dari pemaksaan (penguasaan) orang. Beliau berdo’a sebagai berikut :
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari duka dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari dililit hutang dan dipaksa orang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Musuh-musuh kita tidak akan menghentikan perbuatan jahatnya, tidak akan takut kepada kekuatan kita, tidak akan mengetahui keberanian kita dan tidak akan memandang kita dengan rasa gentar melainkan pada hari di mana pedang kita terhunus dan panah kita meluncur. Cukuplah bagimu mengetahui Rasulullah saw diutus menjelang hari kiamat dengan pedang.
“Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang sehingga Allah disembah sendirian saja dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan dijadikan rizkiku ada di bawah bayangan tombakku. Dan dijadikan kecil serta hina siapa saja yang menentang urusanku. Barangsiapa menyerupakan dirinya dengan suatu kaum maka dia termasuk di antara mereka.” (Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 2831).
Rizki kita berasal dari mulut musuh-musuh kita. Sebagaimana ucapan Khalifah Umar bin Khatthab kepada tentara Islam setelah penaklukan kota Palestina. Mereka menanam gandum di tanah yang mereka rebut. Khalifah Umar mendengar berita tersebut, maka beliau mengirim utusan untuk membakar ladang gandum mereka. Kemudian utusan itu melaksanakan perintah Umar dan menyerahkan sepucuk surat kepada mereka. Surat Umar pendek dan ringkas, mengungkapkan makna jihad secara dalam ke dalam hati para sahabat :
“Apabila kalian meninggalkan jihad dan kemudian menyibukkan diri di bidang pertanian, maka saya akan menarik jizyah dari kalian dan akan saya perlakukan kalian sebagaimana saya memperlakukan Ahli Kitab. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya makanan kalian sehari-hari adalah dari apa yang kalian ambil dari mulut musuh-musuh kalian.” 

MEMPERSIAPKAN HATI
Allah mengetahui bahwa jihad amat berat di dalam hati manusia, tetapi Dia juga mengetahui kemampuan yang dititipkan-Nya kepada bangsa manusia dan kekuatan yang tersimpan dalam diri manusia . Oleh karena itu Allah 'Azza wa Jalla tidak melupakan fitrah manusia,. Dia memberitahukan pada manusia bahwa amal ini (yakni jihad) tidak disukainya. Maka dari itu kita harus mempersiapkan hati kita, kita harus mempersiapkan kekuatan dan menumbuhkan tekad serta kemampuan, sehingga kita mampu memikul urusan yang besar ini. Persiapan di sini bukan persiapan fisik, meskipun persiapan fisik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari I’dad (persiapan kekuatan). Bukan pula persiapan militer, meskipun persiapan militer merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari I’dad. Sesungguhnya bekal paling utama dan paling besar yang kita miliki adalah hati yang terletak di dalam dada kita. Kita harus menguatkan hati dan menjaganya dari serangan musuh Karena hati yang kuat akan dapat memikul beban yang berat. Sebaliknya hati yang lemah tidak mempunyai keteguhan serta pengaruh apapun dalam kehidupan nyata.
HATI ADALAH SUMBER KEKUATAN
Wahai saudara-saudara, hati harus selalu dipelihara, karena hati merupakan benteng kokoh yang senantiasa diperebutkan oleh dua penjaga dan diincar oleh dua pasukan. Pasukan Ar-Rahman dari golongan malaikat dan pasukan setan dari golongan Iblis. Maka dari itu, kamu harus mengetahui pintu-pintu yang dipergunakan syetan untuk masuk ke dalam hatimu. Kamu harus mengetahui tapal batas pertahananmu, kamu harus memiliki mata hati yang dapat menerangi daerah di sekeliling benteng itu, sehingga musuh tidak dapat menyerang benteng (hati)mu. Jika kamu berada dalam kegelapan, maka kamu tidak bisa melihat sesuatu dan tidak tahu pula apa yang ada di dalam hatimu.
Sebagaimana Allah 'Azza wa Jalla menciptakan hati dengan iradah-Nya, maka dengan Iradah-Nya pula Dia menjadikan syetan bisa berjalan didalam pembuluh darah manusia seperti mengalirnya darah. Nabi saw bersabda :
“Sesungguhnya syetan benar-benar bisa berjalan dalam tubuh bani Adam seperti mengalirnya darah. Maka sempitkanlah saluran-saluran masuknya.” (HR.Al-Bukhari) 
Sempitkanlah saluran-saluran masuknya syetan. Perketat penjagaan di tapal batas pertahananmu. Bukalah mata dan mata hatimu dengan cahaya sehingga musuhmu tidak menyerbu benteng hatimu di saat kamu lengah.
Ketahuilah bahwa di antara pintu-pintu, celah-celah dan lobang-lobang yang menjadi jalan masuknya syetan ke dalam benteng pertahananmu adalah sifat rakus dan sifat tamak.
Sifat rakus, adalah sifat yang paling banyak membinasakan umat Islam. Khususnya rakus terhadap kekuasaan dan harta. Rakus terhadap harta menjadikankanmu mencintai kaum munafik jika mereka memberikan sesuatu kepadamu dan membuat kamu membenci kaum mukminin apabila mereka tidak memberikan sesuatu padamu. Rakus terhadap harta menjadikanmu tega menyakiti hati orang mukmin yang shalih dan bahkan tega menghina kehormatannya sampai ke tingkat yang serendah-rendahnya, apabila dia mencegah dan merintangimu dari mendapat sesuatu yang kamu inginkan.

“Binasalah budak dinar dan budak dirham dan budak pakaian. Jika diberi , ia merasa senang, jika tidak diberi ia marah. Binasalah dan terjungkallah, apaila tertusuk duri tidak dapat mencabutnya.” (HR. Muslim)
Rasulullah saw memanjatkan doa agar Allah tidak menerima ketergelinciran (kesalahan)nya, tidak mencabut duri yang menusuknya dan tidak menolak bahaya yang menimpanya.

Para penguasa taghut tidak akan terangkat kedudukannya sedemikian tinggi dan para alim ulama serta orang-orang yang shalih tiada akan terjatuh ke tingkat sedemikian rendahnya, jika bukan karena kecintaan terhadap harta dunia, jika tidak karena ketamakan terhadap harta dunia. Dan jihad itu membebaskan diri seseorang dari ikatan dan belenggu dunia, mengekang seseorang dari kebinalan hawa nafsunya dan menghancurkan segala beban dunia yang menggayutinya.
Pada saat kamu melahirkan niatmu untuk berjihad, maka sesungguhnya kamu telah mengumumkan bahwa kamu telah mengenyahkan segala jerat dunia yang membelenggu dirimu. Pada saat kamu melahirkan niat untuk berjihad, maka pada saat itulah kamu memproklamirkan bahwa kamu telah terentas dari kubangan lumpur yang menjadi tempat berkubangnya kebanyakan umat manusia.
Gemerlapnya dunia tidak lagi mengecohmu. Kemilaunya dan daya pikatnya tidak akan lagi memperdayaimu dan menarikmu di belakangnya.
Rasulullah saw menjadikan seorang mujahid sebagai lawan perbandingan bagi seorang yang cinta dunia dan kemewahannya :
“Binasalah budak dinar dan budak dirham dan budak pakaian. Jika diberi , ia merasa senang, jika tidak diberi ia marah. Binasalah dan terjungkallah, apabila tertusuk duri tidak dapat mencabutnya.” (HR. Muslim)

“Alangkah bahagianya seorang hamba yang senantiasa memegang kendali kudanya dan berdebu rambutnya manakala mendengar suara yang menakutkan dari musuh, maka ia segera melesat ke sana.”
Yang pertama adalah budak dinar dan yang kedua adalah hamba ar-Rahman.
Manakala mendengar suara yang menakutkan, maka ia menjadi orang pertama yang datang mengejar ke arah mana datangnya suara tersebut, untuk menjaga kehormatan kaum muslimin, melindungi darah mereka, menjaga anak-anak mereka, melindungi tempat peribadatan mereka, melindungi masyarakat mereka dan menjaga pelaksanaan syari’at yang berjalan di tengah masyarakat Islam yang aman, tenang dan tenteram.
Maka dari itu, jauhilah sifat tamak terhadap harta, khususnya harta jihad. Harta yang khusus diperuntukkan bagi anak-anak yatim, para janda dan para syuhada. Sesungguhnya harta itu diperuntukkan untuk mengisi perut mereka yang lapar, untuk menutup badan mereka yang terbuka, untuk mengalasi kaki mereka.yang telanjang, untuk membeli kemah atau selimut bagi keluarga yang telah lama mengalami kepedihan, siksaan, kemelaratan dan kepahitan selama mereka berjuang melindungi agama ini.
Janganlah kamu menjadi penghisap darah, jangan sampai kamu menjadi lintah yang menghisap darah orang-orang baik. Apalagi menjadi hantu (baca : dracula) yang menghisap darah para syuhada’ dan hidup di atas tumpukan tulang belulang mereka ….

“Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau. Sesungguhnya Allah menempatkan kamu semua di sana, lalu melihat bagaimana kamu berbuat. Maka dari itu, takutlah kamu sekalian terhadap dunia dan takutlah terhadap wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa bani Isra’il penyebabnya adalah wanita.” (HR. Muslim).

BEBERAPA KETELADANAN SIFAT WARA’ DARI ORANG-ORANG SALAF
Berhati-hatilah, telah ada bagimu suri tauladan dan pelajaran yang baik dari kehidupan orang-orang shaleh sebelummu. Ingatlah bagaimana Umar bin Abdul Aziz mematikan lampunya apabila bercakap-cakap untuk urusan keluarganya –Beliau tidak memakai fasilitas dari baitul mal untuk kepentingan pribadinya--.
Berhati-hatilah, urusan ini membutuhkan ketelitian yang seksama dan kewara’an 1) sehingga kamu dapat menjaga jihadmu dan Allah menerima amal kebaikanmu.
Kalau sudah demikian berlakulah firman Allah :
“Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. At-Taubah : 120-121)
Maka dari itu kamu jangan berlaku gampang terhadap harta haram dan syubhat.
Ingatlah hari, tatakala Hasan bin Ali menjumput sebiji korma dari harta zakat dan kemudian mau memakannya, lantas Rasulullah saw memasukkan jarinya ke dalam mulut Hasan dan mengeluarkan biji korma itu dari dalam mulutnya. Beliau mengeluarkan biji kurma itu seraya berkata, “Hus … hus … hus!!” Maksudnya, ini tidak boleh dimakan. Keluarkan dia dari mulutmu.
Ingatlah, tatkala Abu Bakar memakan sebiji korma. Sewaktu ia mengetahui bahwa korma itu adalah hadiah yang diterima pelayannya dari hasil kerjanya menjampi seseorang di masa jahiliyah, maka segera ia memasukkan ujung jarinya ke tenggorokan, agar korma yang telah ia telan keluar lagi. Ia terus berusaha mengeluarkannya, sementara si pelayan menggigil ketakutan di hadapannya. Lalu ia berkata, “Andai makanan itu tidak keluar kecuali dengan keluarnya nyawa, maka saya akan mengeluarkannya.”
Inilah kisah tentang Imam Haramain Al-Juwaini. Adalah bapak Imam Haramain Al-Juwaini telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak memberi makan anaknya kecuali dari makanan halal hasil dari usaha tangannya sendiri, dari makanan yang dibelinya dari uang hasil keringatnya dan jerih payahnya. Pernah suatu hari ibu si bayi (yakni Imam Haramain) sakit, padahal dari dialah selama itu, si bayi menyusu. Akhirnya bayi itu ditetekkan pada wanita tetangga; ketika sang bapak datang, didapatinya si bayi sedang menetek di dada wanita tetangganya, maka iapun marah sekali dan merebut si kecil dari dekapan wnita tetangganya itu. Kemudian dia menekan perut si kecil dan membalik kepalanya sampai susu yang telah diminumnya keluar. Maka waktupun berlalu hingga Imam Haramain Al-Juwaini menjadi dewasa. Suatu ketika tubuhnya lemah lunglai dan tidak berdaya. Maka orang menanyakan mengapa demikian, maka Imam Haramaian Al-Juwaini memberi jawaban bahwa itu adalah karena pengaruh air susu wanita tetangga yang masuk ke dalam perutnya sewaktu dia masih kecil.
Berhati-hatilah kamu sekalian. Tidak halal harta seorang muslim kecuali dengan keridhaannya. Dan di antara pintu-pintu masuk syetan adalah, berprasangka buruk kepada orang-orang Islam. Oleh karena jika kamu berprasangka buruk kepada seorang muslim, maka berarti kamu meremehkannya dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadanya. Rasulullah saw bersabda :

”Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat, jika dia menghina saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim)


“Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak akan menzhaliminya, menyerahkannya (kepada musuh) ataupun menelantarkannya.” (HR. Muslim)
Jika kamu menghina seorang muslim dan menghampakan harapannya, maka sesungguhnya sesudah itu kamu akan tega bertindak lebih jauh. Kamu akan membenarkan tindakanmu memakan dagingnya dan mengkoyak-koyak kehormatannya. Karena dalam pandanganmu daging itu halal. Ketahuilah, bahwa daging saudaramu yang kamu makan, dan memenuhi isi perutmu, bisa jadi membuat mati hatimu. Karena daging seorang muslim adalah racun yang mematikan hati.
Ketahuilah, bahwasanya Ibnu Asakir pernah mengatakan, “Ketahuilah, bahwa daging para ulama itu beracun. Dan kebiasaan (sunnah) Allah untuk memperlihatkan kejelekan orang yang memakannya itu sudah maklum. Barangsiapa menggerakkan lisannya untuk menggunjing kaum muslimin, maka Allah akan menimpakan padanya kematian hati sebelum saat kematiannya.
Oleh karena itu waspadalah wahai saudaraku, jangan engkau sia-siakan pahala jihadmu, jangan engkau memperkecil pahalamu dan jagalah benteng hatimu.
Dan di antara pintu-pintu masuknya setan yang lain adalah sifat hasad. Dan sifat hasad itu, menurut sabda Nabi saw melalap kebaikan seperti kobaran api melalap kayu bakar.
Ketahuilah bahwa sifat hasad itu akan menjadi bumerang bagi pelakunya, karena: 
“Dan tidaklah rencana jahat itu menimpa selain kepada orang yang merencanakannya sendiri”. (QS. Fathir : 43). 
Banyak sekali pintu-pintu masuk syetan, di antaranya ialah : bermewah-mewah dalam penghidupan dan senantiasa memperturutkan hawa nafsu : nafsu perut, nafsu kelamin, nafsu tidur dan lain sebagainya. Sesungguhnya perkara-perkara ini bisa mematikan hati, mengurangi dzikrullah dan memperlemah semangat ibadah seseorang.

HATI ITU BERADA DI ANTARA KEKUATAN DAN KELEMAHAN
Wahai saudaraku, perhatikanlah … perhatikanlah pondasi jihadmu. Perhatikanlah pondasi yang engkau pakai mendirikan bangunan jihad. Sesungguhnya yang menopang beban jihad secara keseluruhan adalah hati. Jika hati kuat dan besar, maka ia akan bisa memikul beban yang besar dan berat. Jika hati lemah dan kurus, maka ia tidak akan mampu memikul beban meskipun beban itu ringan.
Perkuatlah hatimu … jagalah dari serangan syetan. Alat pertahanan dan senjata yang paling ampuh untuk menjaga benteng hatimu adalah dzikrullah …. Ya dzikrullah! Oleh karena syetan itu berjongkok di atas hati Bani Adam. Belalainya menjulur dan hampir saja menelannya. Jika manusia mengingat Allah, maka syetan menariknya, dan jika manusia lupa, maka syetan menghasutnya berbuat jahat. Dzikrullah ibarat arus listrik yang membakar/menyetrum seluruh bangsa syetan. Syetan tidak dapat mendekati dzikrullah jika memang kuat tegangannya.
Dzikir itu seperti senjata yang berguna sebagai pengusir musuh dengan kekuatan lengan orang yang memegangnya. Jadi lengan orang yang melepaskan senjata itulah yang mempunyai peranan besar dalam mengefektifkan keampuhannya. Dzikir baru bisa bermanfaat dan bisa memukul musuh dengan kekuatan hati orang yang melepaskannya. maka orang tersebut harus mempunyai hati yang kuat, sehingga ayunan senjatanya mematikan dan pukulannya tepat mengenai sasaran. Syetan yang mengiringi orang yang beriman menjadi lemah dengan banyaknya dzikrullah, oleh karena dia tidak mendapatkan banyak makanan dan tidak mendapatkan banyak kesempatan tidur bersama orang yang beriman. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :

“Apabila seseorang masuk rumahnya lalu dia berdzikir kepada Allah pada waktu masuk dan pada waktu makan, maka syetan berkata (kepada teman-temannya),” Tidak ada tempat untuk bermalam bagi kalian dan tidak ada pula makan malam” Jika dia tidak berdzikir kepada Allah pada waktu masuk maka syetan berkata( pada teman-temannya), “Malam ini kalian mendapatkan tempat bermalam”. Dan jika dia tidak berdzikir kepada Allah pada waktu makan, maka syetan berkata : “Malam ini kalian mendapat tempat bermalam dan makan malam”. (H.R. Muslim)
Syetan yang mengiringi orang beriman keadaannya akan menjadi lemah, kecil lagi hina,sehingga ia tidak dapat mengikat hati seseorang atau menariknya atau menggiringnya ke jurang kesesatan dan ke lembah kebinasaan. Karena setan tidak mendapatkan makan dan minum dan tempat untuk tidur, disebabkan orang beriman menjadikan dzikrullah sebagai benteng pertahanan yang mencegah setan mendapatkan itu semua. Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah saw :
“Apabila seorang beriman keluar dari rumahnya kemudian membaca Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi laa haula walaa quwwata illaa billah (Dengan nama Allah, aku berpasrah diri kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah), maka malaikat berkata padanya : “Engkau telah dicukupi, telah dijaga dan telah dijauhkan setan darinya”. (H.R. Tirmidzi :3426).
Dijaga dari kejahatan syetan, ditunjukkan ke jalan yang lurus dan dicegah dari kejahatan dunia serta iblis dari golongan jin dan manusia ….
Dalam riwayat lain ditambahkan:
“Engkau telah ditunjuki, telah dijaga dan telah dicegah. Lalu syetan memanggil kawannya dan mengatakan kepadanya, “Apa yang dapat kamu perbuat kepada hamba yang telah ditunjuki, telah dijaga dan telah dicegah?”
Dalam riwayat lain dituturkan : Ada syetan yang karena kuatnya dzikrullah seorang mukmin terhadap dirinya, ia jatuh terlentang (nggeblak, jw) seperti orang tersengat aliran listrik. Syetan itu sewaktu orang yang beriman memperkuat dzikrullah untuk mengusirnya. akan terpental jatuh. Lalu sekelompok jin melewatinya dan bertanya : “Apa yang terjadi dengannya?” Yang lain menjawab : “Manusia telah membantingnya.” …..yakni manusia membantingnya dengan dzikirnya kepada Allah.
Wahai Saudara Yang Mulia
Sesungguhnya tugasmu amat berat dan jalan yang akan kau lalui sangat panjang. Maka engkau haruslah mempersiapkan kuda asli yang bisa memikul beban beratmu dalam menempuh jalan yang panjang itu. Kuda asli yang akan kau pergunakan melintasi padang sahara, menempuh perjalanan dan melampaui rintangan itu adalah hati yang ada di balik dadamu. Oleh karena itu perkuatlah hatimu dengan dzikrullah ‘Azza wa Jalla.
Perkuatlah hatimu dengan mencintai-Nya. Perkuatlah hatimu dengan rasa suka berdekatan kepada-Nya, perkuatlah hatimu wahai saudaraku –dengan ma’rifatullah ‘Azza wa Jalla, dzikir yang lama, muraqabah dan selalu mengadakan sillah (perhubungan) dengan-Nya.
Wahai saudaraku yang tercinta
Jagalah hati … jagalah hati …! 
Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata : “Sesungguhnya dalam hati itu ada kerisauan yang tidak dapat dihilangkan kecuali dengan iman billah. Ada kesedihan yang tidak dapat diusir kecuali dalam keadaan gembira dalam mengenal-Nya dan bersungguh-sungguh dalam berhubungan dengan-Nya : ada kemelaratan yang tidak dapat ditutup kecuali dengan mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya. Senantiasa mengingat-Nya dan benar-benar berlaku ikhlas pada-Nya. Andaikan dunia dan isinya diberikan untuk menutupi kemelaratan itu, maka sekali-kali tidak akan bisa menutupinya “.
Wahai saudara-saudaraku
Jagalah benteng kalian dari serangan musuh-musuh kalian. Sinarilah mata hati kalian untuk menerangi benteng pertahanan ini. Jangan sampai diserbu serangan syetan. Adapun orang yang dalam hatinya tidak terdapat sesuatu dari Al-Qur’an, maka keadaannya adalah sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw :
“Sesungguhnya hati yang di dalamnya tidak ada sesuatu dari Al-Qur’an adalah seperti rumah kosong.” (HR. Al-Hakim dan At-Tirmidzi)
Maka jangan sampai rumahmu menjadi kosong, untuk tempat bermain kawanan tikus dan gerombolan syetan dari barat dan timur.
Wahai saudaraku yang mulia
Perhatikan selalu hatimu, karena hatimu adalah benteng pertahanan dan kudamu. Hatimu adalah kendaraanmu. Karena hati adalah yang mampu menanggung segala bebanmu, dan mengantarkanmu ke negeri akhirat. Sesungguhnya hati adalah kendaraanmu yang akan membawamu ke jannatun na’im (surga yang penuh kenikmatan di dalamnya). Maka jangan sampai …. Jangan sampai engkau melalaikan benteng pertahananmu sehingga hasutan, keraguan, kedengkian dan riya’ menerobos ke dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template