SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA !!! Dengan hadirnya blog ini, dapat memberi kita pelajaran bagaimana hidup seorang muslim sejati. serta, semoga isi-isi yang ada di blog ini bermanfaat bagi kalian semua, menambah wawasan tentang agama islam, semoga isi yang ada di blog ini menjadi renungan buat kita semua, menjadi pelajaran buat kita semua, semoga kita di ampuni dosa-dosa yang kita telah lakukan, semoga Allah memberi kita petunjuk ke jalan yang lurus, semoga kita termasuk orang-orang yang dekat kepda Allah, org yg selalu bertaqwa kepda Allah SWT, Amin !

Jumat, 29 April 2011

Hantu-Hantu Narsis

Narsis, adalah singkatan dari Naga Bonar makan sosis.
Halah, ngarang.
Narsis artinya kurang lebih over PD, ngerasa pengen diakui dengan cara unjuk-unjukin gigi, walau bukan berarti nyengir. Mungkin terdengar sotoy. Tapi yang ku tahu definisi narsis memang seperti itu. Kamu punya pendapat lain?
Ya, sebagai remaja (bagi yang masih remaja, he) kita mungkin pernah beberapa kali narsis-narsis gimanaaaa….. gitu. Wajar. Namanya juga anak muda. Tapi gimana ceritanya kala ada hantu yang narsis?
Hah, hantu kok narsis?

***
Jam sepuluh. Sudah waktunya Adut pulang dari rumah Ana, bisa dibilang ceweknya. Sebelum bapaknya Ana turun tangan untuk membuat Adut beranjak dari rumahnya.
Ah, adut sial. Tiba-tiba turun hujan. Hanya gerimis tapi cukup membuat Adut menggigil saat menembus kegelapan malam menuju rumahnya.
Karena jalanan sepi, Adut iseng ngebut-ngebut dikit. Ah, ternyata asyik juga, pikirnya. Adut ngebut lagi. Dan, oww… hampir saja. Adut tadi hampir nyungsep di selokan karena telat membelok pada saat melewati perempatan. Untung ga kenapa-napa. Cuman kotor dan lecet-lecet dikit. Mungkin karena kapok, Adut memelankan laju motornya. Namun ternyata bukan cuma karena itu. Adut melihat ibu-ibu, lagi nongkrong. Sepertinya sedang menunggu seseorang. Tapi yang membuat Adut bingung, kenapa ibu-ibu itu menunggu di tempat yang gelap?
Dengan ragu Adut menyapa ibu-ibu itu. Sekedar berbasa-basi.
“Umm,, bu lagi ngapain?”
Si ibu menoleh. Adut sempat merinding meilihat tatapan dingin ibu itu. Si ibu memakai kerudung merah. Baju loreng-loreng, rok hitam. dan membawa sesuatu dalam sebuah tas plastik hitam.
“Lagi nunggu ojek, nak. Ojeknya tadi ke bengkel benerin motornya dulu” si ibu akhirnya buka suara.
Sesaat Adut bingung. Ke bengkel? Kalo emang si ojek ke bengkel. Kenapa si ibu ditinggal sendiri di tempat gelap seperti ini.
“Emang ibu mau kemana?’
Si ibu lalu menyebutkan nama kampung. Kebetulan kampung itu terlewati oleh Adut, tepatnya kampung sebelum kampungya.
“Bareng sama saya saja bu, udah malem”
Si ibu akhirnya mengangguk. Lalu tanpa ba-bi-bu lagi akhirnya naik di boncengan sepeda motor Adut.
“Ibu emang dari mana?”
“Dari rumah saudara, nak” jawab si ibu datar.
“Kok pulangnya malam-malam begini?”
Tapi si ibu diam saja. Adut berpikir si ibu kali ini tak mendengar pertanyaannya. Adut malas untuk mengulangi pertanyannya. Dia memutuskan untuk fokus saja pada jalan di depannya.
“Disini kan bu?” Tanya Adut begitu sampai di kampung yang disebutkan si ibu tadi.
“Sebelah sana dikit nak”
Adut tak menyahut lagi. Pandangannya kini terbentur pada jalan setapak menuju telaga di sisi kiri jalan raya yang kata orang angker itu. Pikirannya melayang kemana-mana. Dia teringat kejadian-kejadian aneh yang terjadi di telaga itu. Sebagian dia alami sendiri, sebagian cerita dari orang lain. Mulai dari penampakan buaya buntung. Orang yang meninggal karena tenggelam dan terjepit batu dan baru ditemukan beberapa hari kemudian. Dan kejadian-kejadian aneh lain. Adut malas untuk mengingat-nginatnya lebih jauh, hanya membuatnya merinding.
“Disini bu?” tanya Adut lagi saat melewati belokan.
Tapi hening. Si ibu tak menjawab. Mungkin gak denger, pikir Adut. Kemudian dia mengulangi pertanyaanya sambil menoleh ke belakang.
Tapi, o ow… ! Kemana si ibu?  Si ibu jatuh? Tapi masa iya ga kerasa. Terus kemana dong? Soalnya di belakang Adut sekarang sudah tidak ada siapa-siapa. Jangan-jangan…
Si Adut mulai panik. Dengan segera dia melupakan rasa sakit akibat mau ngusruk karena ngebut tadi. Adut tancap gas sekencang-kencangnya. Tak peduli dia akan menerjang pagar beton sekalipun. Yang ada dalam pikirannya hanya lari, menyelamatkan diri. Menyelamatkan diri dari apa Dut?

***
Waktunya istirahat. Bagi Nana, Nia dan Oli. Geng cewek yang centil. Mereka segera memburu kantin. Setelah memborong makanan kecil, minuman kecil dengan uang kecil dalam jumlah yang tak kecil, haha, mereka kembali ke kelas. Lebih ‘pewe’ bagi mereka menikmati waktu istirahat di kelas. Selera yang  buruk.
Nana melongok ke jendela, tampak pemandangan belakang sekolah yang tak bisa disebut indah. Karena hanya ada serumpun pohon bambu, pohon duren dengan ukuran jumbo, beringin dan di kejauhan terlihat beberapa kuburan. Sepintas pemandangan itu terlihat angker. Tapi ya, memang angker. Apa lagi jauh dari perkampunagn. Dan dekat dengan jalan tanjakan.
Nana bergabung dengan Nia dan Oli yang sedang berhaha-hihi. Rupanya mereka sedang berpose-pose di depan kamerea HP Oli. Sebetulnya membawa HP ke sekolah sudah dilarang. Takut menganggu KBM. Tapi ya, aturan hanya tinggal aturan. Ada saja akal-akalan mereka untuk menyembunyikan HPnya. Walaupun sesekali pernah kena razia juga.
“Eh, lihat deh Na, kita imut-imut banget deh!” Nia memperlihatkan foto di HP kepada Nana dengan gaya ya ampun.
“Imut-imut? Amit-amit sih iya…” Nana nyekikik sendiri.
Oli protes, tapi tak digubris oleh Nana. Dai malah berpose dan membidikan kamera pada dirinya sendiri.
“Huuuuh…  dasar narsis” protes Nia
Sekali lagi Nana tak menggubris, kini dia terlalu asyik dengan kamera itu. Dia sempat iseng memotret Oli yang sedang memperbaiki make-upnya.
Tapi
“Li…” Nana memanggil Oli dengan suara gemetar.
Oli menoleh, lalu kembali asyik berdandan.
“Li….” kali ini Nana seperti hendak menangis.
“Kenapa sih Na, kayak abis ngelihat hantu gitu?”
“Lu… l.. l.. lu mau lihat ini gak?” Nana menyodorkan HP kamera itu pada Oli.
Nia merangsek, agak penasaran dengan cara Nana memperlihatkan foto di di HP itu.
Tiba-tiba.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…..”
Mereka bertiga teriak. Berlari pontang-panting keluar kelas.
HP kamera mereka terjatuh, atau lebih tepatnya dibanting. Otomatis HP itu pecah berkeping-keping. Tapi ingatan di kepala Oli, Nana dan Nia masih jelas. Foto di HP itu adalah foto Oli yang sedang berdandan dan di belakangnya…….
Oh God. Mereka pingsan. Karena tak mampu melupakan wajah mengerikan itu.
***
Sial. Adut benar-benar sial. Semenjak kejadian menyeramkan kemarin malam sebenarnya Adut bersumpah untuk tidak pulang malam-malam lagi. Masih trauma. Tapi apa boleh buat. Hujan yang turun lebat saat Adut mau pulang selepas kuliah menahannya sampai jam sepuluh malam. Wah kok bisa? Soalnya setelah kuliah Adut mampir dulu sih ke warnet.
Dan. Inilah dia penderitaan Adut sesungguhnya. Yaitu Adut harus melewati tanjakan yang kata orang angker bin syerem itu. Gelap dan banyak pohon gede-gede.
Mulut Adut masih belum berhenti komat-kamit membaca ayat kursi saat melewati tanjakan itu. Saat tiba-tiba ada angin mendesir kencang sekali. Membuat bulu kuduknya merinding. Tapi tidak ada apa-apa. namun anehnya ada wangi bunga, bunga kenanga ! Ah, mungkin di sekitar sini memang ada pohon kenanga. Hibur Adut pada dirinya sendiri.
Tapi oh, motor Adut tiba-tiba berhenti, tepat saat Adut baru saja sampai di ujung tanjakan. Adut segera menoleh kiri-kanan-depan-belakang. Untuk memastikan tidak ada sesuatu atau seseorang yang menariknya atau apalah yang membuat motornya berhenti mendadak.
Tapi tidak ada siapa-siapa.
Adut semakin panik.
***
Pagi itu gempar. Tetangga kampung Adut terlihat berbondong-bondong ke rumah Nia, tetangga adut yang masih SMA. Dari keterangan yang di dapat dari tetangganya, Nia kesurupan, setelah kemarin melihat penampakkan hantu di kamera HPnya.
Adut pun melesat ke rumah Nia, penasaran pengen tahu keadaan Nia, terlebih terhadap foto penampakan itu.
Saat itu Adut berpapasan dengan teman-temannya yang sedang berkerumun melihat seuatu di sebuah HP. Mungkin foto itu.
“Gila, ini sih jelas banget”
“Iya, gigi taringnya aja kelihatan”
“Terus ini atasnya kok telanjang”
“Gak kebeli baju kali”
Teman-teman Adut itu tertawa, dengan ekspresi aneh. Lucu sekaligus ngeri.
Adut merangsek, dia semakin penarasan. Dan dia hampir terlonjak melihat penampakkan di dalam foto itu.
Tiba-tiba Edo, salah seorang tetangga sekaligus teman Adut ikut bergabung. Dengan ekspersi ngeri dia menunujuk-nunjuk foto itu.
“Itu sih yang aku lihat semalam….…”
Semua mata melongo.
“Lihat dimana?”
“Pas tanjakan, sekitar jam sepuluhan, aku pulang kemaleman karena ujan. Tiba-tiba aja ada yang nyelonong ke tengah jalan, gak pake baju, telanjang bulat, dan mukanya persis kaya gitu, rambut panjang, ada taring an wajah keriput”
“Itu orang gila nyasar kali” komentar temannya.
“Atau nenek lo yang nyasar.”
Edo geram.
“Gua masih bisa bedain kali, mana orang gila, mana nenek gua,  mana setan…”
“Tapi masa iya sih?”
“Eh lu belum denger ya? Sebulan yang lalu ada anak kecil yang diludahuin sama setan. Setan itu lagi ayun-ayunan di pohon duren. Dekat tanjakan itu. Padahal masih jam lima sore”
“Tuuh kan, apa gua bilang?” Edo merasa dibela.
Adut diam saja. Dari tadi terngiang-ngiang ucapan Edo. Semalam jam sepuluhan dia ngelihat penampakan itu. Jadi kejadian mengerikkan semalam setelah atau sebelum Edo ya?
Ya, walaupun dia semalam gak lihat apa-apa dan ternyata motornya hanya kehabisan benisin. Konyol banget. Tapi tetap saja bagi dia kejadian semalam itu spooky abis. Apa lagi setelah mendengar cerita teman-temannya.
What’s wrong God?
***
Mungkin, kisah-kisah menyeramkan seperti itu sudah sering kita dengar. Ada yang memang diceritain apa adanya, ada juga yang dilebay-lebaykan (baca: super berlebihan). Tapi ya. Inilah Indonesia yang kaya dengan ragam budaya. Termasuk budaya terlalu menghoror-horokan kejadian horor. Maksud ku. Setan itu memang ada. Dan kadang-kadang ada yang narsis menampakkan dirinya pada manusia. Tujuannya tidak lain tidak bukan, menggoda manusia.
Tapi sebenarnya, ada hantu narsis yang lebih mengerikan yang tak kita sadari keberadaannya padahal sering kita lihat. Hantu yang berlalu lalang di layar perak, layar kaca, sampai layar tancep. Ya, itulah hantu yang suka bersolek. Yang perlahan-lahan menggerogoti iman kita.
Kalau ada yang bilang semua kejadian akan ada hikmahnya itu benar banget. Karena kini lihatlah si Adut. Gara-gara pengalaman horor yang di alaminya itu. Dia jadi lebih sering jedot-jedotin jidatnya ke tempat sujud. Subhanallah.
Tapi sekarang ada satu pertanyaan yang sampai kini menggangu pikiranku.
Ada yang tahu gak, bedanya hantu sama setan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template